Rabu, 13 Juli 2011

Titik Balik (Part 1), Sebuah Kisah Masa Lalu .



Siang itu ,,
Seperti siang-siang lainnya.. Terik matahari tetep membakar ibukota
Disaat segala kesibukan tepat dipuncaknya
Saat matahari pun mulai berada dipuncaknya ..

Saat itu pula, puncak kesedihan dan penyesalan gadis kecil berumur 9 tahun ..
Karna dirinya telah membuat malu ayahnya didepan guru dan kepala sekolahnya
Karna dirinya membuat sang ayah yang begitu disayanginya tak dapat mengengkat kepala
Ketika mereka menunjukkan bukti nyata bahwa dirinya yang bersalah ..

Ia tak tahu harus melakukan apa
Karna umurnya baru 9 tahun dan masalah itu terlalu pelik baginya
Akumulasi kekurangan kasih sayang dan perlakuan tak adil yang selama ini dialaminya
Juga tekanan dari teman-teman sepergaulannya

Ya, akhirnya ia sudah memutuskan ..

"Ji, gw tunggu sekarang ditempat biasa ", ucapnya sambil berlinangan air mata kepada Panji, sahabat terdekatnya melalui telfon koin depan masjid.

"Pliss,, gw tunggu skrg .. gw lagi butuh bgt"
"Lu kenapa ?"
"Udah Ga usah banyak tanya, cepetan gw tunggu skrang!". putus nya sambil menutup telfon itu dan berjalan terburu-buru ke sebuah reruntuhan bangunan 2 gang dari rumahnya ..

"Lu bawa kan ?". Ucapnya setelah sekian lama meringkuk dengan air mata yang masih berlinang ketika akhirnya Panji datang.
"Lu yakin ? Sekali lu coba ga bakal bisa berenti.. Lagian lu kenapa seh ? Cerita dlu sama gue.. Kenapa lu nangis ? Masalah apa ha ?"
"Pliss gw butuh barang itu sekarang ..Lu ga usah bnyak tanya, kemarin2 pas lu make gw ga pernah tanya macem2 kan .. gw cuma diem disini, nemenin lu, sementara lu gatau terbang kemana. Jagi pliss ga usah tanya macem2, kasih aja ke gw"
"Ya tapi lu beda nis, lu ga pernah make ini . Kaya yg gw bilang tadi, sekali lu make .. lu ga bakal bisa berenti"
"Gue udah tau !! . Udah cepetan lu kasih ke gue" teriaknya, karna sudah tak tahan dengan pertanyaan sok prihatin sang sahabat..

"Oke, klo itu mau lu.. gw ga nanggung".

Akhirnya tali itu diikatkan ketangannya dan cairan itu dimasukkan ke dalam suntikan yang baru dibeli .. Ya walaupun Panji tergolong pemakai kelas berat, namun ia selalu menjaga sterilitas alat-alatnya dan tak pernah menggunakan jarum bekas orang lain .. Cukup hidupnya menderita dengan ketergantungan tanpa perlu diikuti penularan penyakit yang belum ada obatnya ..

Setelah mengoleskan kapas beralkohol ke vena legan gadis 9 tahun itu, ia ragu menyuntikkannya ..
"Lu yakin nis ?"
Hanya desahan yang terdengar dari mulut gadis itu .. Entah apa yang ia pikirkan sekarang. Matanya hanya nanar memandang wajah ragu sahabatnya . Air mata itu kembali menggenang .

"Kenapa malah nangis lagi sih? Lu yakin ga ? Lu tinggal bilang iya.. trus gw langsung suntik"

Namun entah mengapa, tangisan gadis 9 tahun itu semakin keras, entah apa yang ia pikirkan.. Bukankah beberpa menit lalu ia yang begitu menginginkan barang itu.. Bukankah ia yang meminta Panji untuk datang membawakannya .. Lantas sekarang, disaat semuanya sudah siap. Disaat barang itu beberapa saat lagi memasuki tubuhnya.. Mengapa ia begini .. Ia hanya bisa menangis menjawab pertanyaan itu ..

"Akh.. Goblok dr awal gue udah tau bakal jadi gini", Umpat Panji dan langsung melepas ikatatan kemudian kembali mengikat lengan, mengoleskan alkohol, dan langsung menusukkan suntikan berisi narkotik itu pada lengannya sendiri..

"Tuh ambil, Gw bawain lu 2 bungkus sekalian" , Ucapnya lemah beberapa saat sebelum kesadarannya terbang .. ngefly..

Sementara Gadis 9 tahun itu dengan gemetar meraih 2 bungkus jarum coklat dan mulai menghisapnya sambil memperhatikan sang teman terbang .. Seperti yang biasa mereka lakukan..

Namun kali ini pikirannya tak lagi dipenuhi pertanyaan2 bagaimana rasa ngefly yang sebenarnya.. Namun ia memikirkan bagaimana kelanjutan hidupnya .. Apakah ia akan pulang kerumah setelah apa yang ia lakukan.. Atau apakah ia akan pergi, meninggalkan orang2 tersayangnyaa ..

 Entahlah ..

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © Catatan Hati Jingga. All Rights Reserved.
Blogger Template designed by Rikocnn.